Kalau minggu lalu saya membahas bagaimana minimalis mengubah mindset saya tentang declutter (dan step-step saya saat decluttering), kali ini saya ingin bercerita pengalaman saya yang akhirnya sampai sekarang rutin untuk organizing barang-barang yang saya miliki. Make sure juga barang-barang ini tetap spark joy kedepannya.
Awalnya nggak semulus itu, karena udah declutter berarti punya dong keinginan untuk menambah barang baru. Yep, menurut gue metode Konmari yang diajarin Marie Kondo nggak sepenuhnya applicable karena ternyata malah jadi terobsesi semua harus serba rapi dan ada rumah baru untuk setiap barang. Meet them: storage.
Saya juga termasuk salah satu orang yang mau dan berkeinginan memiliki ruangan (atau rumah) yang aesthetic gitu dong, yang eye pleasure gitu kan. Ada dih harapannya begini, tapi ternyata tidak semudah itu karena overbudget, alias nggak usah aneh-aneh. Lalu ketemulah hashtag #PakaiYangAda nya LyfewithLess yang mengingatkan nggak perlu sih matching storage satu ruangan atau satu rumah. Alias kamu bisa pakai barang tidak terpakai.
Alhasil kardus-kardus bekas belanja online, yang packaging nya nggak kalah lucu dibanding item nya, bisa banget dipake! Nggak perlu juga matching-matching semua. Jadinya saya merelakan impian saya dan lebih mindful untuk belanja-belanja storage itu.
Karena ada masalah baru yang bikin kamu, mungkin tanpa sadar melakukannya. Setelah punya storage, kamu ingin mengisinya dengan barang baru. NAH! Alhasil barang yang belum tentu kepakai dimasa depan itu jadi masalah baru kan. Kejadian juga soalnya di saya, lol. Semenjak pemikiran ini alhasil saya jadi berpikir ulang tiap kali ngerasa mau beli beli storage, perlu nggak ya.
Karena ngapain harus nambah kalau bisa dikurangin.
So here is another story.
Suatu hari, saya lagi asyik nge-journal kan, dan kebetulan item-item saya kumpulin mulai banyak lagi dan storage lama tuh nggak muat. Jadi tumpukan kertas yang mau saya pakai tuh nambah, padahal belum tahu dipakainya kapan. Saya sempat kepikiran mau beli storage baru tapi bingung naruh dimana karena lemari untuk journaling saya juga terbatas. Lalu tercetuslah ide untuk mengurangi barang journal-nya. Kaya misal punya lebih dari satu, atau kayanya nggak bakal saya pakai juga nih, saya pisahkan ke kotak letting go. Akhirnya, storage lama saya nggak jadi penuh, malah bisa saya repurpose untuk tempat lain karena bisa digabung dengan storage lain yang juga buat nge-journal.
Ada juga nih, cerita gimana saya organizing digital files saya. Lumayan lama buat menentukan bagaimana saya mengaturnya. Setelah cari referensi di youtube, ketemulah series digital minimalism nya Nathaniel Drew. So far, saya sudah mengaplikasikan-nya di email serta drive saya. And it works for me. I’ll tell the details later ya (karena masih bingung mau ditaruh di label mana).
Atau kalau kalian masih maju mundur, saya punya referensi artikel nya livingloving yang organizing series.
Artikel livingloving tentang organizing: Organizing Series
Kalau kalian, punya tips organizing yang bisa di-share nggak? Siapa tahu bisa dicoba yang lain.
Post a Comment