Minimalism Changed My Life


Gaya hidup minimalis banyak mengubah hal dalam diri gue. Dari mindset hingga perilaku gaya hidup ini mengajarkan gue bahwa banyak hal bisa dibuat sesederhana mungkin, walaupun pada kenyataannya kita diberikan pilihan sebanyak-banyaknya di dunia ini. Mungkin kadang masih suka terbawa arus like trend kekinian (yang nggak pernah habis), tapi gue berusaha (dan masih belajar) untuk stay alert dengan keputusan yang gue buat ketika melakukan sesuatu. Berikut beberapa hal yang berubah sejak gue menerapkan gaya hidup minimalis.

SIMPLE LIVING

I’m not that religious person, to be honest. But I love how “Sederhana” adalah hal yang diajarkan oleh Rasulullah sejak zamannya. Saat ini gue masih belajar untuk lebih menyederhanakan beberapa hal yang bisa disederhanakan sehingga hidup lebih mudah, seperti mengurangi barang yang sudah sesuai dengan fungsinya dan tidak menambah selama tidak benar-benar membutuhkan nya.

CONSUMERISM

Sederhana juga mengubah persepsi gue tentang konsumerisme. Lebih mindful dalam mengambil keputusan sebelum membeli sesuatu, alih-alih berbelanja secara impulsif karena diskon atau penasaran saat sedang viral. Nggak lagi hanya ikut-ikut mencoba trend kekinian yang nggak ada habisnya itu. Barang-barang sekali pakai juga banyak berkurang dan lebih memilih untuk menggunakan barang-barang reusable seperti botol minum, shopper bag, atau kapas sekali pakai. Selain mengurangi pengeluaran, hal ini juga lebih ramah lingkungan loh.

MONEY

Uang bisa dianggap sensitif oleh kebanyakan orang, termasuk gue. Tapi semenjak mengenal minimalis dan menghindari berbelanja secara impulsif, keuangan gue terasa lebih baik dan terkontrol. Ada banyak hal yang prioritas nya berubah, termasuk mengatur uang itu sendiri. Lebih mindful juga dalam menghabiskan uang, karena nggak wajib juga untuk dihabiskan. Instead, uangnya berubah fungsi menjadi tabungan.

FASHION

Sejak masih sekolah, gue bisa dibilang adalah seorang fashion enthusiast. Tiap bulan pasti beli baju yang belum tentu dipakai, tiap ada event means beli baju baru. Dan berulang-ulang gue lakukan sampai berada di titik, kok baju gue banyak banget. Setelah belajar minimalis dan capsule wardrobe, gue memutuskan untuk declutter pakaian di lemari dan menyimpan beberapa yang paling sering dipakai dan masih memiliki spark joy. Untuk kalian yang sebelumnya juga tertarik dengan fashion, I highly recommend film dokumenter “The True Cost” yang membahas tentang proses bagaimana baju itu diproduksi hingga menjadi sampah yang sulit terurai. Sekarang, gue berusaha untuk tidak berbelanja pakaian kecuali ada dalam list yang benar-benar gue butuhkan.

DECLUTTER

Menjadi hal yang rutin gue lakukan dalam beberapa waktu. Walaupun tidak menentu, gue berusaha untuk rutin melakukannya. Ada atau tidak barang yang declutter pun tidak menentu juga. Tapi setidaknya, declutter dan cleaning time jadi semenyenangkan itu. Bayangin dulu kalau lihat kamar berantakan karena kebanyakan barang aja sudah overwhelmed sendiri. Tapi sekarang nggak lagi dong, beres-beres rumah selalu jadi top list kegiatan yang dilakukan karena nggak butuh banyak waktu yang dikerjakan.

HOBBIES

As you know, gue punya dua hobi yang lumayan sulit untuk di-declutter, yep they are fangirling and journaling. Tapi karena gue sudah berniat untuk berubah, akhirnya gue membuat list prioritas hal dan koleksi yang boleh gue lakukan dengan hobi gue. Keputusan untuk lebih mindful ketika mengerjakan hobi ini lumayan challenging, but at the end semua kembali ke diri gue sendiri, dan alhamdulilah gue masih punya kontrol diri untuk tidak melewati batas yang gue buat sendiri.

Kalau versi kalian gimana? Banyak hal yang berubah juga nggak sejak menerapkan gaya hidup minimalis?

Post a Comment

A Journal and Tea