How I Manage Personal Budgeting


Masih ngomongin uang seperti minggu lalu, kali ini saya ingin berbagi bagaimana pengalaman saya dalam mengatur budget personal. FYI, saya masih tinggal dengan orang tua. Saya ambil bagian dalam bayar listrik dan kebutuhan rumah seperti iuran sampah dan keamanan, sesekali juga beli groceries, jadi ada budget untuk pengeluaran tidak menentu.

Sebagai warga dengan pendapatan dibawah rata-rata saat ini, agak tricky sih karena mau nggak mau, diusahakan harus cukup, kalau bisa jangan lebih besar pasak daripada tiang. Setelah berhasil menabung rutin untuk dana darurat tahun lalu, tahun ini saya punya goal yang sama. Ngumpulin dana darurat dan dana pensiun rutin, dan prioritasin basic necessities kaya kebutuhan sehari-hari yang urgent.

Nah untuk mengontrol diri supaya stay on track pengeluarannya, saya mencatat semua pengeluaran di 2 aplikasi: Spreadsheet dan Money Manager. Keduanya rutin saya isi sehingga saya jadi paham betul kondisi uang saya, masih banyak atau tidak. Fungsi keduanya pun berbeda.

SPREADSHEET

Saya menggunakan spreadsheet untuk mencatat pengeluaran rutin saya seperti kebutuhan rumah dan catatan lain kaya barang-barang mahal kaya gadget atau elektronik. Biasanya setelah belanja, nilainya saya susut. Sehingga saya harus memastikan, kalau nilai barang tersebut belum nol, saya belum bisa ganti yang baru. Apalagi kalau misal belum rusak tapi nilai nya udah 0. Wih sebuah kemajuan karena artinya barang yang saya beli awet.

Pengeluaran rutin kaya listrik, wifi, dan maintenance rumah juga saya buat di spreadsheet. Make sure bahwa pengeluaran dibawah budget yang ada. Kalaupun lagi overbudget, ambil uang dari sisa budget bulan sebelumnya. Beberapa tahun pakai metode ini dan berhasil. Budget pengeluaran rutin kalau bisa uang nya jangan dipakai untuk yang lain-lain, stay disitu aja.

MONEY MANAGER

My game changer dalam mengontrol uang! Money manager saya gunakan dua aplikasi yang berbeda, satu berbayar dan satu yang gratis. Fungsi keduanya beda, karena saya suka banget sama UI nya jadi ujung-ujungnya pakai aplikasi ini lagi. Money Manager berbayar saya pakai untuk track berbagai rekening saya, karena uangnya sering muter. Kebetulan ada uang orang yang dititipin ke saya juga, jadi otomatis harus dicatat karena kalau nggak nanti ngaku-ngaku jadi uang saya, lol.

Lain fungsinya saat saya menggunakan versi gratis. Baru saya mulai tahun ini, Money Manager versi free ini saya pakai untuk budgeting sesuai persen budget yang saya tentukan. Masih back to basic, saya pakai konsep 50:30:20 untuk kebutuhan, tabungan, dan lifestyle. Ini pure untuk catatan pendapatan dan pengeluaran, jadi nggak pakai fitur transfer sama sekali.

So far, pengalaman saya menggunakan kedua aplikasi ini membantu saya banyak dalam mengontrol diri, dan jadi jarang ngecek mobile banking karena udah balance uang nya sama yang diaplikasi. Paling sesekali di crosscheck buat nyamain balance kalau ada bunga atau admin. Plus karena kebiasaan dititipin uang, bikin aware buat lebih bertanggung jawab sama titipan orang ini. Sampai saat ini, saya juga masih mengalami trial and error kalau sedang overbudget, but, lebih baik mencoba dulu kan daripada tidak sama sekali.

Post a Comment

A Journal and Tea