Cerita Jadi Minimalis: Declutter


Kayanya saya akan lebih prefer untuk bercerita karena nulis based on facts itu lumayan menantang buat saya. Soalnya fakta nya harus di crosscheck, while saya hobinya kalau nulis masih pakai perasaan. Jadi ya kali ini saya mau bercerita saat menjadi seorang minimalist, dan menemukan kata declutter, sebuah solusi cepat untuk mengurangi barang yang ada.

Declutter sendiri, menurut Marie Kondo, adalah kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak memercikkan kebahagiaan bagi pemiliknya. (dikutip dari merdeka.com)

For me, declutter ini lumayan challenging dan menguras tenaga, karena pakai perasaan alias masih spark joy nggak. Declutter saya sebenernya on daily basis sudah sering dilakukan, diawal saya mengenal gaya hidup minimalis. Tapi klimaksnya adalah ketika saya menonton series “Tidying Up with Marie Kondo”.


Change my mindset a lot! You need to watch this if you think (or re-think) that you want have declutter your things.

Di Amerika itu juga lumayan bermasalah ya kebiasaan menimbun barang-barang ini, apalagi disana sistem nya itu pakai seasonal, alias tiap season ganti, so ya budaya konsumtif nya kental banget. Alhasil barang-barang yang ada di rumah pun bertumpuk seiring mengikuti trend new season ini. Perubahan yang dibawa Marie Kondo kepada client-nya emang merubah banyak ya. Tapi yang gue pikirin itu malah barang-barang yang akhirnya diputuskan untuk dibuang. Sayang kan jadinya sampah. Inilah kenapa emang kita harus bijak dalam mengambil setiap keputusan untuk mengambil suatu barang untuk dibawa pulang ke rumah.

Habis nonton ini series, saya akhirnya mulai mencicil barang-barang yang harus di-declutter. Kalau saya dulu urutannya:

CLOTHES

Step pertama dan menurut saya yang paling mudah adalah barang-barang di lemari. Selain karena nggak banyak, saya sudah riset mau lanjut pakai gaya apa, selain itu juga mempertimbangkan pakaian yang sering saya pakai. Baju kekecilan atau kebesaran juga saya tidak gunakan kembali karena kenapa harus nunggu buat pakai. Baju-baju lama setelah event yang biasanya saya pakai untuk baju tidur juga saya kurangi, beberapa saya pindahkan ke kotak memento karena suka ingat sama moment pakainya. Oh sama pakaian yang tujuannya sekali pakai, saya coba reuse. Biasanya kalau jadi bridesmaid nih, saya punya beberapa pakaiannya dan sebisa mungkin saya pakai lagi kalau ada kondangan.

COLLECTIONS

Step kedua, Collection. Ini juga maju mundur tapi akhirnya saya memutuskan untuk let it go, time is changing. Koleksi album kpop atau perintilan journal yang sekiranya tidak dipakai saya pindahkan ke kategori barang-barang dijual atau dikasih ke orang. Sekarang sudah berkurang banyak dan berusaha untuk tidak menambah nya. Kpopers pasti relate sama saya soalnya sesama fangirl suka bagi-bagi freebies dan kadang suka nggak begitu kepakai akhirnya.

BOOKS AND PAPERS

Books and Paper masuk on another level for me, karena saya punya pikiran: ah bisa lah dipakai buat nge-journal. Kenyataan nya, tidak terlalu lho. Saya membutuhkan waktu lumayan lama dan bertahap untuk bisa declutter kertas yang bahkan saya lupa kapan pernah pakai ini. Bon bon belanja dari SMA bahkan waktu itu saya masih punya, padahal tulisannya aja udah nggak ada, lol. Majalah-majalah yang rutin saya beli manual tiap 10 hari itu juga akhirnya saya lepas juga karena sudah nggak spark joy. Haislnya? Satu lemari khusus barang-barang ini nggak terpakai lagi dong.

MEMENTOS

Memento ini lumayan unexplainable buat beberapa orang karena ada cerita yang bisa diceritakan ketika memutuskan untuk menyimpannya. Saya juga demikian. Awalnya sulit, tapi berusaha ikhlas dan lebih mindful. Last but not least, saya foto untuk kenang-kenangan. Beberapa memento yang sulit saya lepas itu kaya souvenir oleh-oleh dari daerah tertentu atau hadiah dari orang lain tapi nggak begitu purposeful di ruangan. Akhirnya saya mencoba to let it go juga.

DIGITAL ITEMS

Di jaman serba digital ini, lumayan menantang sih, karena buat apa juga kan ngurang-ngurangin files digital toh nggak makan tempat, cuma disimpan di laptop. Tapi tahu nggak storage kamu tuh ada bentuk fisiknya di suatu tempat. Waktu itu fokus saya adalah declutter files-files di laptop karena masih nge-fangirl offline. Video-video yang belum saya tonton buru-buru saya tonton, kalau suka di keep kalau nggak yaudah nonton sekali aja. Lumayan pilih-pilih karena akhirnya saya harus upload files-files tadi online. Foto-foto yang gayanya itu itu aja tapi ada 20 sendiri juga saya hapus dan pilih satu yang terbaik. Btw, declutter files digital masih saya rutin lakukan sekali dalam beberapa bulan.

Banyak hal yang saya rasakan perbedaannya setelah melakukan declutter, tapi yang paling saya suka adalah less stress! Memakai yang ada dan nggak dibingungkan oleh banyak pilihan. Tempat lebih luas untuk hal-hal baru di masa depan.

Btw ada yang udah pernah coba declutter dan merasakan perubahan signifikan-nya?

Post a Comment

A Journal and Tea